Kisah Pohon Kurma Yang Menangis Kerana RinduKan Rasulullah
SIAPA yang tidak rindu dengan sosok baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , hampir semua umat muslim tentunya sangat merindukan utusan Allah tersebut. Bahkan dalam sejarah Islam disebutkan, pohon kurma pun menangis kerana merindukan Rasulullah.
Kisah tersebut terjadi pada suatu Jumaat, warga Madinah tiba-tiba digemparkan dengan suara tangis yang teramat pilu dan tidak berhenti- henti. Suara seperti rengekan bayi itu ternyata diketahui berasal dari Masjid Nabawi.
Para sahabat Rasul yang berada di masjid pun kebingungan, siapa gerangan yang menangis. Saat itu, mereka tengah berkumpul untuk menjalankan solat Jumat.
Diriwayatkan dalam hadist dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdiri di atas sebatang pohon kurma ketika berkhutbah. Setelah dibuatkan mimbar, kami mendengar sesuatu pada batang pohon kurma tersebut seperti suara teriakan unta yang hamil.
Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun, lalu meletakkan tangannya pada batang kurma tersebut. Setelah itu, batang pohon itu pun diam.”
Sementara dalam riwayat lain disebutkan,
“Ketika hari Jum’at, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah di sana itu berteriak, hampir- hampir batang kurma itu terbelah.”
Adapun dalam riwayat Bukhari disebutkan, “Lalu batang kurma itu berteriak seperti teriakan anak kecil. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam turun lalu memegangnya dan memeluknya. Setelah itu, mulailah batang pohon itu mengerang seperti erangan anak kecil yang sedang diredakan tangisannya sampai ia terdiam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
“Ia menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar.” (HR. Bukhari no. 2095. Disebutkan dalam Riyadh Ash-Shalihin karya Imam Nawawi pada hadits no. 1831).
Tangisan terdengar saat Rasulullah memberikan khutbah. Mendengar suara tangis si pohon kurma, Rasulullah pun turun dari mimbar menunda khutbahnya. Sang Nabiyullah kemudian mendekati pohon kurma.
Beliau mengelusnya, kemudian memeluknya. Maka, berhentilah suara tangisan itu. Ternyata, si pohon kurma itulah yang menangis. Hampir saja pohon itu terbelah karena jerit tangisnya.
Sejak Masjid Nabawi berdiri, pohon kurma itu telah di sana. Tak hanya menjadi tonggak, pohon kurma tersebut selalu menjadi sandaran Nabi acapkali beliau memberikan khutbah.
Beberapa hari sebelum Jumaat yang sedih bagi si pohon kurma, seorang wanita tua Anshar mendatangi Rasulullah. Ia memiliki putra seorang tukang kayu dan ia menawarkan sebuah mimbar untuk Rasul.
“Wahai Rasulullah, maukah kami buatkan mimbar untuk Anda?” ujarnya. Rasulullah pun menjawab, “Silakan jika kalian ingin melakukannya,” ujar beliau.
Maka, pada Jumat keesokan hari, mimbar Rasul telah siap digunakan. Mimbar itu pun diletakkan di dalam masjid.
Saat Rasul menaiki mimbar, menangislah si pohon kurma kerana ia tak lagi menjadi “teman” Rasul dalam khutbah Jumaat seperti biasa. “Pohon ini menangis kerana tak lagi mendengar nasihat yang biasa disampaikan di sampingnya,” ujar Rasul setelah memeluk pohon tersebut.
Setelah dipeluk Nabiyullah, si pohon kurma bahagia. Ia tak lagi menangis dan dirundung kesedihan. Meski tak lagi mendampingi Nabi, mendapat pelukan dari Nabi cukup mengubati rasa sedihnya.
Rasulullah pun berkata kepada para sahabat, “Kalau tidak aku peluk dia, sungguh dia akan terus menangis hingga hari kiamat,” sabda Nabi.
Kisah tangisan pohon kurma itu pun benar-benar terjadi
Kisah tangisan pohon kurma itu pun benar-benar terjadi dan Ibnu Hajar Al Asqalani menyatakan bahawa menangisnya pohon kurma menjadi bukti firman Allah.
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Sementara itu Ibnu Abi Hatim menyatakan bahwa terdengarnya tangisan pohon kurma menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“Allah tidaklah pernah memberikan sesuatu kepada seorang Nabi seperti yang diberikan pada Nabi Muhammad.”
Aku (Ibnu Abi Hatim) berkata, “Nabi Isa diberi mukjizat boleh menghidupkan yang maa ti.” Imam Syafi’i berkata, “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi mukjizat boleh mendengar suara rintihan batang kurma yang menangis (kerana ia tidak mendengar lagi dzikir yang dibaca Nabi ketika Nabi beralih menggunakan mimbar).
Mukjizat ini lebih luar biasa dari mukjizat yang diberikan pada Nabi Isa.” (Fath Al-Bari, 6: 603)
Bila pohon kurma saja menangis kerana rindu dengan dzikirnya Rasulullah, tentunya seberapa besar kerinduan kita terhadap utusan Allah tersebut?
Allahuakhbar!! sugguh mulianya nabi Muhammad sehinggakan pohon kurma pun mennagis kerana terlalu rindukannya. Bagaimana pula dengan kita yang menjadi khalifah di dunia ini,diberikan cukup rezeki akal dan fikiran tetapi masih ingkar dengan perintah Allah dan rasul. Sungguh malu rasanya dengan pohon kurma ini. Semoga kisah ini menjadi pengajaran buat kita semua. Wallahualam.
SAHIHKAH KISAH POKOK KURMA YANG MENANGIS?
Assalamualaikum ustaz rozaimi, saya nak tanya, benarkah ada hadis mengenai batang tamar menangis ketika nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menggunakannya lagi untuk menjadi mimbar. Harap ustaz boleh menerangkan terima kasih ustaz
Jawapan:
Ia hadis sahih. Ada dalam Sahih al-Bukhari.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنهما ـ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَى شَجَرَةٍ أَوْ نَخْلَةٍ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنَ الأَنْصَارِ ـ أَوْ رَجُلٌ ـ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَجْعَلُ لَكَ مِنْبَرًا قَالَ ” إِنْ شِئْتُمْ ”. فَجَعَلُوا لَهُ مِنْبَرًا، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ دُفِعَ إِلَى الْمِنْبَرِ، فَصَاحَتِ النَّخْلَةُ صِيَاحَ الصَّبِيِّ، ثُمَّ نَزَلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَضَمَّهُ إِلَيْهِ تَئِنُّ أَنِينَ الصَّبِيِّ، الَّذِي يُسَكَّنُ، قَالَ ” كَانَتْ تَبْكِي عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ عِنْدَهَا ”.
Daripada Jabir radiallahu ‘anhu, Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berdiri berkhutbah pada hari Jumaat di sebatang pokok kurma. Seorang wanita atau lelaki Ansar berkata: Ya Rasulullah, bolehkah kami buatkan untuk mu mimbar. Baginda menjawab: Boleh, jika kalian mahu. Lalu mereka membuatkan untuk baginda mimbar. Apabila tibanya hari Jumaat, baginda pun naik ke mimbar tersebut. Lalu pokok kurma itu mengeluarkan bunyi seperti bunyi bayi.
Kemudian baginda pun turun dari mimbar lalu pergi memeluk pokok kurma seperti sedang menenangkan yang sedang menangis. Baginda bersabda: Ia menangis kerana (tidak dapat mendengar lagi) apa yang biasa ia dengar daripada peringatan berhampirannya. [Sahih al-Bukhari, Kitab al-Manaqib, Bab ‘Alamat an-Nubuwwah, hadis no: 3584].
Sumber: Page Dr. Ustaz Rozaimi Ramle – Hadith
Leave a Reply